BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

22 Februari 2010

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN “PROFILE PENGUSAHA SERTA PEKERJA YANG SUKSES SERTA SIKAP MENTALNYA” PROFILE PENGUSAHA MUDA SUKSES SANDIAGA S. UNO


Nama Lengkap : Sandiaga S. Uno
Tempat/tgl lahir : Rumbai, 28 Juni 1969
Status : Menikah
Istri : Noor Asiah
Anak : Anneesha Atheera Uno,
Amyra Atheefa Uno
Orang tua : Razif Halik Uno dan
Rachmini Rachman atau Mien Uno
Pendidikan : Studi di Wichita State University,
Master di George Washington University
Pekerjaan : Pengusaha,
Pemegang saham pada PT Adaro Indonesia,
Pendiri PT. Sarotoga Investama Sedaya (SIS)
Pengalaman : Presiden Direktur dan Direktur pada sembilan perusahaan,
seperti PT.Alberta Communication dan PT.Mitra
Telecommunication







Di Indonesia, relatif amat susah mencari orang sukses dalam usia yang relatif muda, setidaknya dalam usia di bawah 40 tahun. Namun demikian, diantara susahnya menemukan orang sukses tersebut, muncul milyarder muda, Sandiaga Salahuddin Uno.

Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) pasti kenal dengan sosok Sandiaga S. Uno. Dia telah lengser dari jabatan ketua umum pusat organisasi yang beranggota lebih dari 30 ribu pengusaha itu.

Sandi--demikian penyandang gelar MBA dari The George Washington University itu biasa disapa--tercatat sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia versi Globe Asia. Kekayaannya 245 juta dolar AS.

Sandi menyatakan tak disiapkan untuk menjadi pebisnis oleh orangtuanya. ”Orangtua lebih suka saya bekerja di perusahaan, tidak terjun langsung menjadi wirausaha,” ujar pria penggemar basket itu.

”Menjadi pengusaha itu pilihan terakhir,” akunya. Karena itulah, dia tak berpikir menjadi pengusaha seperti yang telah dilakoni selama satu dekade ini. ”Saya ini pengusaha kecelakaan,” katanya, lantas tertawa.

Kiprah bisnis Sandi kini dibentangkan lewat Grup Saratoga dan Recapital. Bisnisnya menggurita, mulai pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga asuransi. Namun, dia masih punya cita-cita soal pengembangan bisnisnya. “Saya ingin masuk ke sektor consumer goods. Dalam 5-10 tahun mendatang, bisnis di sektor tersebut sangat prospektif,” katanya, optimistis.

Seorang pebisnis, kata dia, memang harus selalu berpikir jangka panjang. Bahkan, berpikir di luar koridor, berpikir apa yang tidak pernah terlintas di benak orang. “Mikir-nya memang harus jangka panjang.”

Dia mencontohkan, dirinya masuk ke sektor pertambangan awal 2000. Saat itu, sektor tersebut belum marak seperti saat ini. ”Jadi, ketika sektor itu sekarang naik, kami sudah punya duluan,” ujarnya.

Sandi semula adalah pekerja kantoran. Pascalulus kuliah di The Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, pada 1990, Sandi mendapat kepercayaan dari perintis Grup Astra William Soeryadjaja untuk bergabung ke Bank Summa. Itulah awal Sandi terus bekerja sama dengan keluarga taipan tersebut. ”Guru saya adalah Om William (William Soeryadjaja-Red),” tutur pria kelahiran 28 Juni 1969 itu.

Bapak dua anak itu kemudian sedikit terdiam. Pandangannya dilayangkan ke luar ruang, memandangi gedung-gedung menjulang di kawasan Mega Kuningan. ”Saya masih ingat, sering didudukkan sama beliau (William Soeryadjaja-Red). Kami berdiskusi lama, bisa berjam-jam. Jiwa wirausahanya sangat tangguh,” kenangnya. William tanpa pelit membagikan ilmu bisnisnya kepada Sandi. Dia benar-benar mengingatnya karena itulah titik awal dia mengetahui kerasnya dunia bisnis.

Di Tanah Air, Sandi hanya bertahan satu setengah warsa. Dia harus kembali ke AS karena mendapat beasiswa dari bank tempatnya bekerja. Dia pun kembali duduk di bangku kuliah di George Washington University, Washington. Saat itulah, fase-fase sulit harus dia hadapi. Bank Summa ditutup. Sandi yang merasa berutang budi ikut membantu penyelesaian masalah di Bank Summa.

Sandi kemudian sempat bekerja di sebuah perusahaan migas di Kanada. Dia juga bekerja di perusahaan investasi di Singapura. ”Saya memang ingin fokus di bidang yang saya tekuni semasa kuliah, yaitu pengelolaan investasi,” tuturnya.

Mapan sejenak, Sandi kembali terempas. Perusahaan tempat dia bekerja tutup. Mau tidak mau, dia kembali ke Indonesia. ”Saya berangkat dari nol. Bahkan, kembali dari luar negeri, saya masih numpang orangtua,” katanya.

Sandi mengakui, dirinya semula kaget dengan perubahan kehidupannya. ”Biasanya saya dapat gaji setiap bulan, tapi sekarang berpikir bagaimana bisa bertahan,” tutur pria kelahiran Rumbai itu. Apalagi, ketika itu krisis.

Dia kemudian menggandeng rekan sekolah semasa SMA, Rosan Roeslani, mendirikan PT Recapital Advisors. Pertautan akrabnya dengan keluarga Soeryadjaja membawa Sandi mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya bersama anak William, Edwin Soeryadjaja. Saratoga punya saham besar di PT Adaro Energy Tbk, perusahaan batu bara terbesar kedua di Indonesia yang punya cadangan 928 juta ton batu bara.

Bisa dibilang, krisis membawa berkah bagi Sandi. ”Saya selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusinya,” katanya. Sandi mampu ”memanfaatkan” momentum krisis untuk mengepakkan sayap bisnis. Saat itu banyak perusahaan papan atas yang tersuruk tak berdaya. Nilai aset-aset mereka pun runtuh. Perusahaan investasi yang didirikan Sandi dan kolega-koleganya segera menyusun rencana. Mereka meyakinkan investor-investor mancanegara agar mau menyuntikkan dana ke tanah air. ”Itu yang paling sulit, bagaimana meyakinkan bahwa Indonesia masih punya prospek.”

Mereka membeli perusahaan-perusahaan yang sudah di ujung tanduk itu dan berada dalam perawatan BPPN -lantas berganti PPA-. Kemudian, mereka menjual perusahaan itu kembali ketika sudah stabil dan menghasilkan keuntungan. Dari bisnis itulah, nama Sandi mencuat dan pundi-pundi rupiah dikantonginya.

Sandi terlibat dalam banyak pembelian maupun refinancing perusahaan-perusahaan. Misalnya, mengakuisisi Adaro, BTPN, hingga Hotel Grand Kemang. Dari situlah, kepakan sayap bisnis Sandi melebar hingga kini.

16 Februari 2010

PENGUSAHA WARUNG ODOY


Mungkin kata-kata warung sudah gak asing lagi di dengar di telingah kita, seorang wirausahawan ini sering kita temukan di setiap pemukiman penduduk yang cukup ramai. Memang jaman sekarang ini sangat bnyak wirausaha yang berkecimpung untuk membuka sebuah warung. Saya akui modal yg d’keluarkan tidaklah kecil. Saya ingin menceritakan kisah perjuangan seorang ayah untuk menghidupi 2 orang anak dan seorang istri tentunya.
Dialah pak MIN, biasanya sihh di panggil orang-orang ODOY. Saya kurang tau dia bisa mendapatkan nama itu dari mana. Yang jelas orangnya gokil, asik walau kadang-kadang o’on. Tapi dia itu tipikel orang yang bekerja keras. Lulusan sma dari kampung ini memutuskan merantau k’jakarta pada tahun 1999. Dengan bermodalkan uang hanya 2 juta dan dan saat itu ia belum mendapatkan tempat tinggal, ia memutuskan untuk membuka satu warung kecil di kawasan akses UI (universitas Indonesia) depok. Kalau inget dia pas cerita kisahnya ini memang manusia yang satu ini tahan terhadap penderitaan. Ia rela begadang setiap hari agar warungnya tersebut lebih cepat mendapatkan untung dan lebih maju tentunya.
Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu, dikit demi sedikit ia mengumpulkan uang untuk membeli sebuah rumah d’kawasan kelapa dua sekaligus menjadikannya sebuah warung. Setelah memiliki sebuah rumah ia memutuskan untuk meminang sebuah gadis asal Jakarta,
Pertemuan dua sejoli ini tidak di sengaja, berawal dari sebuah pasar dikawasan PAL kelapa dua, waktu pada saat itu kurang lebih pukul 5.00 pagi odoy sedang berbelanja kebutuhan wayngnya dengan menggunakan sepeda motor secara tidak sengaja ia menyerempet seorang wanita di pasar itu. Wanita itu marah dan berkata “bisa naik motor gk sihh” lalu dengan tergesa-gesa ODOY meminta maaf dan memeriksa apakah ada yang luka, ternyata tangan si wanita mengalami memar, dengan perasaan tidak enak ODOY membawa wanita tersebut kepuskesmas terdekat berawal dari situlah mereka mulai akrab satu sama lain, ternyata si wanita tidak tinggal jauh dari tempat tinggal ODOY, setelah hubungan mereka berlanjut dengan masa pacaran meraka pun memutuskan untuk menikah, dan sekarang memiliki dua orang anak.

Tak terasa sudah 4 tahun brelalu semenjak ODOY memutuskan untuk merantau, warung yang ia sintis semakin maju, ia pun menjual pulsa hp, walaupun tidak sebesar counter namun tetap dapat dibilang sukses, karena di daerahnya sangat strategis di hapit kampus UNIVERSITAS GUNADARMA . tak terasa setahun belalu mertuanya menawarkan lahan tanah kosong di depan rumahnya tersebut, katanya sihh mertuanya kerabat dekat dari pemilik tanah tersebu. Ia pun membeli tanah tersebut dengan harga yang jauh lebih murah dari harga tanah kosong pada umumnya.
Setelah ia membali tanah kosong tersebut ia mendiskusikan dengan keluarganya tenteng rencana dia untuk membuat kost-kost an,dan semua keluarganya menyetujuinya. walupun modal yang dikeluarkan tidak kecil namun ia yakin dapat mehasilkan uang yang cukup besar. Tak terasa proses pengerjaan pembuatan kost-kost tersebut berakhir 3 bulan dengan tipe 10 kamar. Karena tempat yang sangat mendukung atau bisa dibilang strategis kurang lebih dari 2 minggu kostnya pun sudah terisi 9 orang yang di dominasi oleh mahasiswa.

Kurang lebih itulah informasi yang saya dapat dari seorang bapak yang berwirausaha di tengah kerasnya hidup di kota depok. Bila ada salah kata saya harapkan maklum.Terima kasih atas waktu luang yang anda berikan untuk membaca karya tulis saya yang jauh dari bagus ini. Thanks…